Taliwang, Sumbawa Barat – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Provinsi Nusa Tenggara Barat memasuki bulan Nopember tahun 2024 genap berusia 21 tahun tepatnya pada tanggal 20 November mendatang.
Dalam perjalannya selama 21 tahun, KSB yang memiliki jumlah penduduk kurang lebih 150 ribu jiwa dengan luas wilayah yang relative kecil, dalam kurun 10 tahun terakhir dibangun dengan tekad menuntaskan berbagai persoalan dasar masyarakat.
Namun pada kenyataannya 21 tahun KSB masih banyak rakyat miskin dan hidup susah.Sarana air bersih yang tidak terpenuhi di Kecamatan Poto Tano dan Seteluk setiap musim kemarau menjadi masalah klasik yang tidak teratasi selama ini.
Harga kebutuhan pokok yang cendrung mahal, petani sebagai warga mayoritas belum tuntas dengan masalahnya dari hulu ke hilir mulai dari masalah ketersediaan air, pupuk, bibit, gagal panen hingga harga gabah yang kerapkali anjlok.
Berbagai persoalan lainnya seperti jaminan mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak juga masih menjadi masalah, hampir setiap tahun diperkirakan 100 warga KSB harus mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan ke luar kota dimana sebagian diantaranya meninggal dunia ditengah jalan karena jarak rumah sakit rujukan di Mataram terlampau jauh.
Aktivis Muda Sumbawa Barat Lahmuddin Abdullah angkat suara terkait berbagai persoalan yang ada di KSB selama ini, tidak dituntaskannya pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan fasilitas pendukung yang lengkap menjadi masalah dan catatan buruk dalam kepemimpinan Sumbawa Barat selama ini.
“Cita-cita kita dirikan KSB ini tidak ada lagi rakyat miskin yang hidup susah, harusnya selama 21 tahun KSB tuntas semua persoalan dasar, apalagi dalam 10 tahun terakhir APBD kita sangat besar,” tandas Lahmuddin.
Sejatinya menurut Lahmuddin, KSB dengan APBD yang rata-rata diatas 1 Trilyun selama 10 tahun terakhir itu seharusnya sudah menuntaskan masalah dasar dan bergerak membangun kapasitas SDM masyarakat terutama generasi muda dalam menghadapai tantangan kedepan.
“KSB direncanakan jadi kawasan industri, konyolnya hingga sejauh ini SDM nya tidak disiapkan skill dan lainnya, lalu apa yang dikerjakan boro boro membangun SDM kebutuhan dasar saja tidak tuntas apa yang bisa kita banggakan selama ini, kalau hari ini kita bangga karena pembangunan jalan raya hingga pelosok, kalau pekerjaan ini menjadi suatu kebanggaan semua bisa jadi Bupati hanya bangun jalan toh dananya ada, bukan itu saja yang diharapkan masyarakat,” ungkapnya.
Terlebih menurut Lahmuddin lagi, pembangunan jalan yang dibanggakan itu sendiri banyak yang tidak skala prioritas, ia mencontohkan jalan hotmix dari BTN Balisung hingga Bertong ditengah gunung Samoan kurang lebih senilai Rp. 18 Milyar apa danpak ekonominya.
“Siapa mau lewat jalan itu sedangkan jalan sudah ada, ini maksud kita uang ada salah prioritas sedangkan rakyat miskin masih ada yang susah seperti soal gas melon saja tidak ada solusi ditertibkan, kebiasaan membangun proyek besar tidak bermanfaat sesuai kebutuhan rakyat ini masalah KSB yang untung hanya elit rakyat dapat apa,”kesalnya.
Senada dengan Lahmuddin, tokoh masyarakat KSB lainnya Irawansyah beranggapan dengan melihat jumlah APBD Sumbawa Barat selama kurun 10 tahun terakhir seharusnya Sumbawa Barat lebih keren, bukan hanya penataan kota Taliwang tapi kota Kecamatan lainnya harusnya sudah tertata dengan baik.
“Itu soal infrastrukturnya tidak adil, pembangunan SDM nya juga harusnya 4 kali lipat dimaksimalkan sebaliknya kita selama ini terkesan jalan ditempat bahkan cendrung mundur, lihat saja bagaimana kasus narkoba dikalangan generasi muda meningkat termasuk susahnya anak muda mendapatkan pekerjaan yang layak karena tidak memiliki skill, kita kalah bersaing dengan tenaga luar,” kata Irawansyah tokoh masyarakat stober Kelurahan Dalam.
Melihat fakta hari ini, Irawansyah menilai selama kepemimpinan Firin Fud 10 tahun kedua KSB jauh dari harapan seharusnya KSB sudah melesat jauh.
“Coba kita buka mata dan telinga sektor apa yang bisa kita unggulkan dalam menunjang ekonomi rakyat dengan harapan rakyat sejahtera. Pariwisata, pertanian, peternakan, pengembangan UMKM, kesehatan, pendidikan kita seperti apa, semua jalan ditempat apalagi soal prestasi olahraga kita semakin terpuruk tidak ada kebanggan bagi generasi muda pewaris masa depan KSB ini, mereka hidup susah ditengah SDA yang melimpah. Kondisi ini tidak boleh kita biarkan harus ada semangat bangkit dan harapan baru,”tutup Irawansyah. (Red).